Ini adalah percakapan antara saya dengan seorang teman di Yahoo! Messenger, kemarin…
Teman: “Ki, nggak nonton Arsenal lawan Manchester City?”
Saya: “Nggak ah, males…”
Teman: “Loh, kenapa males? Padahal rame loh!”
Saya: “Males gara-gara sebel denger komentatornya.”
Teman: “Emang ada apa ama komentatornya? Lagian dia kan ngomong dalam Bahasa Inggris, emang kamu ngerti?”
***
Kenapa yah, beberapa perusahaan (khususnya perusahaan media) mensyaratkan kepada para pelamar agar memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang bagus? Ada yang memberi syarat nilai tes TOEFL-nya minimal 450, ada pula yang 500. Bahkan, saya pernah menemukan, sebuah stasiun TV member syarat kepada pelamarnya, minimal poin TOEFL-nya 550, atau poin IELTS 7. Whattafuck?! Emang sih, kemampuan bahasa asing itu diperlukan. Namun, itu kan bisa dilakukan sambil jalan. Kursus bahasa itu mahal, woy! Kerja aja belum, punya penghasilan aja nggak, udah disuruh buat nguasain bahasa asing (yang otomatis harus kursus dan tes, yang bakal ngeluarin biaya). Lagian, emang nantinya setiap kegiatan wawancara dan liputan harus selalu menggunakan Bahasa Inggris? Kan nggak…