Pages

Ads 468x60px

Ini Lebih Parah dari Perdagangan Manusia

Selama ini, saya selalu merasa perdagangan manusia (human trafficking) adalah hal paling keterlaluan di dunia. Bayangkan, di dunia yang (katanya) beradab ini, dan di saat perbudakan sudah dihapuskan, masih saja ada orang sarap yang memperjualbelikan manusia? Terlalu...

Namun, terhitung sejak tadi malam, pendapat saya mulai bergeser. Ternyata, ada yang lebih mengerikan dari perdagangan manusia! Apa itu? Jawabannya adalah... perdagangan hantu (ghost trafficking?).Emang ada? Iya, beneran ada loh. Ini buktinya:
Gambar ini saya crop dari poster iklan seorang dukun yang saya temukan saat tanpa sengaja masuk ke situs tentang perdukunan, ketika mencari ide untuk membuat tulisan di blog ini. Ide yang dituju nggak dapet, eh malah dapet ide tentang perdagangan hantu ini.

Nah, sudah ada bukti. Benar-benar mengerikan, kan? Saya sebut lebih mengerikan ketimbang perdagangan manusia, karena selama yang saya tau, nggak ada satu pun undang-undang yang mengatur perlindungan terhadap hantu.Oh my God, padahal ini kan benar-benar melanggar hak asasi hantu (HAH).

Parahnya, ada pula hantu second! Gile, separah-parahnya perdagangan manusia, perasaan nggak pernah ada istilah manusia seken. Saya jadi curiga, ada pula hantu loak. Bang Dukun... itu hantu loak, sekilonya berapaan?

Fenomena perdagangan hantu ini membuat saya miris, dan makin kesal saja kepada para pejabat di negeri ini. Kenapa kesalnya pada para pejabat? Karena, mereka bisanya hanya ribut saja. Kalau nggak ribut, paling nggak jauh-jauh dari curhat atau hedon (ingat kasus pembelian Bentley seharga 7 milyar?).

Padahal, ketimbang melakukan hal-hal nggak penting kayak gitu, bukannya lebih baik kalau mereka membuat undang-undang perlindungan hantu? Fenomena perdagangan hantu di negeri ini kan sudah sangat mengkhawatirkan, jadi para hantu itu juga perlu landasan perlindungan hukum seperti undang-undang.

Selain itu, seharusnya mereka juga membentuk Komisi Perlindungan Hantu Indonesia (KPHI). Bukannya apa-apa, ini agar nantinya para hantu ada tempat mengadu kalau misalnya dilecehkan manusia.

***

Pada dasarnya, saya tidak terlalu mengerti, buat apa yah itu hantu diperdagangkan segala? Buat tuyul, okelah. Dia kan bisa dipake buat ngerampok (tapi karena dosa dan merugikan orang lain, jadi mendingan jangan mau beli).Tapi buat hantu yang lain? Misalnya, genderuwo? Itu buat apaan? Masa iya buat dipamerin ke orang lain?Kalau memang iya, mungkin ilustrasinya bakal seperti ini:

A: “Woy Bro, liat nih gue punya genderuwo. Keren kan?”
B: “Wah, keren! Bulunya banyak banget! Beli di dukun mana, Bro? Terus, ini genderuwo fitur ama spesifikasinya apa aja?”

Parah. Nggak lucu.Ilustrasi seperti itu kan nggak mungkin terjadi. So, buat apa itu perdagangan hantu? Nggak ada manfaatnya. Parah tuh dukun yang jual hantu, benar-benar tidak memiliki naluri bisnis. Tapi emang lebih parah yang beli sih (kalau ada). Udah tau nggak ada manfaatnya, masih aja dibeli.

***

Oke, sekarang kita udah tau, hantu adalah makhluk lemah yang perlu dilindungi oleh undang-undang. Mereka adalah makhluk yang sering dirampas hak kebebasannya, hak asasi hantunya. Masalahnya sekarang, kenapa masih ada aja yang minta ingin kaya ama mereka?!Padahal udah jelas mereka itu miskin, dan diperlakukan seperti budak dan barang dagangan oleh manusia.

Ini ibarat seperti seorang raja yang minta kekayaan kepada budaknya. Ini ilustrasinya (percakapannya dengan gaya jadul klasik, biar lebih dramatis):

Raja (sambil bawa sesajen): “Wahai budakku yang hina, berikanlah rajamu ini kesuksesan, sehingga bisa memiliki kekayaan yang berlimpah!”
Budak: “Wahai rajaku yang tolol. Sudah jelas aku ini budakmu. Aku dibeli olehmu. Aku diberi makan olehmu. Kau sudah tau aku ini sangat miskin, tapi kenapa masih juga minta kesuksesan dan kekayaan kepadaku?”
Raja: “Wahai budakku yang hina, tapi menurut dukun yang menjualmu padaku, kamu memiliki kesaktian agar bisa membuatku sukses dan kaya. Malah, dia juga bilang kalau dia kaya karena bantuanmu”
Budak: “Wahai rajaku, dukun itu dan teman-temannya bisa kaya karena selalu berhasil menipu orang tolol sepertimu. Coba engkau pikir, kalau aku memang sanggup memberikan kekayaan dan kesuksesan, aku tak akan mungkin jadi budak raja tolol sepertimu!”