Pages

Ads 468x60px

Perbedaan Penduduk Perkotaan dengan Pedesaan

Apa perbedaan penduduk di perkotaan dengan penduduk di pedesaan? Jawabannya, penduduk di perkotaan sering melebih-lebihkan sesuatu, sedangkan penduduk di pedesaan malah sebaliknya. Mereka terlalu menggampangkan segala sesuatu. Salah satu contohnya terlihat dari masalah jarak suatu tempat.

Penduduk Perkotaan
Saat itu, saya pergi ke Jakarta. Dengan mengendarai angkutan umum, tentu. Tujuannya adalah kediaman teman saya di Kalibata. Di suatu tempat (yang saya lupa namanya), saya naik angkot. Di angkot tersebut, saya bercakap-cakap dengan seorang penumpang lain.

Saya: “Mbak, jarak dari sini ke Kalibata jauh atau nggak?”
Penumpang: “Oh, Kalibata sih jauh, Mas.”

Mendengar itu, maka saya jadi merasa tidak perlu menyiapkan ongkos dulu. Toh masih jauh. Namun, beberapa saat kemudian (mungkin sekitar 10 menit kemudian), tiba-tiba si sopir berhenti dan berkata pada saya.

Sopir: “Mas, mau ke Kalibata, kan? Ini udah di Kalibata!”
Saya (kaget): “Udah nyampe?”

Apa-apaan, katanya jauh? Ini paling jaraknya cuma dua kilometer dari tempat saya naik tadi. Sial, berlebihan amat. Mana ongkosnya mahal. Buat jarak segitu sampe tiga ribu. Padahal di Bandung paling cuma seribu doang.

Penduduk Pedesaan
Peristiwa ini terjadi saat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di pelosok Kabupaten Garut. Saat itu, saya dan teman-teman sekelompok berniat mengunjungi lokasi awal KKN kelompok kami yang tidak jadi ditempati (kelompok kami dipindahkan lokasi KKN-nya). Sebelum berangkat, kami bertanya-tanya dulu ke warga sekitar.

Kami: “Pak, jalan ke Pangawaren ke sana kan? Jauh atau nggak?”
Warga: “Ah, deket kok. Lima belas menit jalan kaki juga nyampe, kok.”

Kami lega mendengarnya. Maka, dengan semangat pejuang ’45, kami pun berangkat dengan berjalan kaki.

Sayangnya, ternyata ucapan si warga tadi benar-benar jauh dari kenyataan. Waktu tempuh yang kami lalui untuk mencapai  lokasi itu ternyata.... dua jam! Gile, apanya yang lima belas menit? Waktu tempuhnya bahkan delapan kali lipat dari yang dibilang ama warga itu.