Pages

Ads 468x60px

Bijaklah Saat Menggunakan Jejaring Sosial

Sejak beberapa hari lalu, saya mulai merasa malas membuka Facebook. Malas, karena entah mengapa, setiap saya membuka Facebook, para penghuni news feed selalu itu-itu aja. Jika dihitung-hitung, ada sekitar empat orang kuncen news feed. Rata-rata, keempatnya selalu update status sekitar setengah jam sekali.

Pada dasarnya, saya nggak terlalu masalah kalo emang isi statusnya biasa-biasa saja. Namun, masalahnya, ini update statusnya bener-bener nggak banget. Seperti ini salah satu contohnya (karena status aslinya ditulis dalam bahasa alien alay, maka saya edit aja jadi tulisan normal, biar nggak ribet bacanya):

Isi status: “Aku hanya ingin kamu. Hanya kamu! Bukan yang lain. Tak ada yang lain di hati aku.”

Ternyata... yang mau memberi komentar hanya pacarnya. Ujungnya bisa ditebak: pacaran di Facebook. Nah, masalah lainnya, gaya pacarannya bener-bener menyebalkan. Bahkan tak jarang sampai menjurus ke perkataan-perkataan mesum. Saya sampai risih bacanya juga.

Salah satu komentar (dari pacarnya): “Aku kangen, ingin meluk kamu. Ingin merasakan lagi #$@%?&&*(?% kamu, dst” (saya sensor aja, karena blog ini bukan blog cerita dewasa).

Bayangkan, status dan komentar-komentar seperti itu selalu muncul tiap setengah jam sekali. Bukan cuma dari seorang, tapi dari empat orang! Meski saya benar-benar nggak niat dan nggak minat bacanya, tapi karena status-status macam itu mendominasi news feed, maka mau nggak mau pasti kebaca juga.

Lucunya (kalo emang bisa disebut lucu), seringkali update status orang-orang itu langsung berubah tipe hanya dalam selang waktu sehari (bahkan sering juga hanya dalam selang beberapa jam). Status di atas terbaca oleh saya kemarin malam. Perhatikan status orang itu barusan (ba’da Jumatan).

Isi status: “XYZ Anj**g (catatan dari saya: dia emang nyebut nama pacarnya)! Gue benci ama lu! Keparaat! Bangsaat! Sialaan! Semoga lu mampus kelindes stum!”

Saya jadi pengen ketawa campur bertanya-tanya, apa kabar dengan “Aku hanya ingin kamu, tak ada yang lain di hati aku”? Dikemanain tuh “Aku kangen, ingin meluk kamu”? Dibuang ke laut yah?

Saya melihat jumlah teman Facebook orang ini ada sekitar 2500 orang. Nah, jadi ada kemungkinan status-status itu bakal dibaca ama orang sebanyak itu. Emang nggak malu, yah?

Aneh juga, saat kasmaran, isi statusnya gombal-gombalan semua. Eh pas ribut atau setelah putus, isi statusnya jadi sumpah serapah. Seluruh penghuni kebun binatang disebut, bahkan ngasih doa yang buruk pula.

Status saat kasmaran: “Kamu adalah bidadariku” atau “Kamu pangeran impianku”
Status setelah putus: “Semua cowok bajingan!” atau “Semua cewek sampah!”

Pertanyaannya, bukankah Ibu mereka itu perempuan/cewek? Bukankah ayah mereka itu laki-laki/cowok? Jadi, ibu mereka juga sampah, dan ayah mereka adalah bajingan? Dasar stress. Itulah akibatnya kalo ngomong nggak pake mikir dulu. Lagipula, buat apa nyebut “bidadariku” atau “pangeran impianku” kalo ujung-ujungnya disebut bajingan atau sampah?

***

Intinya, lebih bijaklah dalam membuat postingan (baik status atau pun komentar) di jejaring sosial. Masalah pribadi (yang tidak perlu diketahui orang lain) lebih baik nggak perlu diposting segala. Selain bikin risih, pandangan orang lain terhadap pembuat postingan itu pun pasti bakal negatif.