Dalam sepakbola (dan juga olahraga lain), supporter adalah unsur yang sangat penting. Supporter sering dianggap sebagai pemain kedua belas bagi sebuah tim. Supporter tak pernah berhenti memberikan dukungan kepada para pemain, sehingga membuat mereka bermain dengan semangat.
Sayangnya, tidak semua supporter menjadi penyemangat sebuah tim. Ada segelintir supporter yang malah menjadi duri dalam daging. Tidak bisa menerima kekalahan dan selalu melanggengkan kekerasan, itulah mereka. Alih-alih memberi sebuah kebanggaan, mereka malah bikin malu tim kesayangannya. Saya menyebut mereka supporter sampah, karena kelakuannya tak lebih baik dari sampah masyarakat. Ini perbandingan supporter sejati dengan supporter sampah:
Saat Tim (yang Didukung Olehnya) Akan Bermain
Supporter Sejati: “Semoga menang deh. Yang penting, maennya semangat, pantang menyerah dan jangan ngeremehin lawan.”
Supporter Sampah: “Lawan kita, tim X, nggak ada apa-apanya. Pemain-pemainnya banci semua. Jadi pasti bakal kita bantai!”
Saat Timnya Sedang Bermain
Supporter Sejati (memberi semangat): “Ayo, kamu pasti bisa!”
Supporter Sampah (sibuk meledek tim lawan dan supporter-nya): “Supporter-nya banci! Timnya juga banci! Bantaaai!”
Saat Wasit Memberikan Keputusan Kontroversial
Supporter Sejati: “Duh, parah nih wasit. Tapi ya udahlah, toh jadi wasit kan nggak gampang. Lagipula mereka juga manusia biasa yang nggak luput dari kesalahan.”
Supporter Sampah: “Wasit goblok! Wasit goblok!”
Saat Tim Lawan Bermain Kasar
Supporter Sejati: “Ya ampun, tim lawan maennya kasar amat!”
Supporter Sampah (mengancam pemain lawan): “Sialan itu nomor 12! Liat aja nanti setelah beres pertandingan, gue hajar! Lu nggak bakal bisa pulang!”
Saat Timnya Bermain Kasar
Supporter Sejati: “Ceilah, tim kita juga maennya malah kasar juga.”
Supporter Sampah (menyumpah pemain lawan): “Syukurin lu! Semoga cidera seumur hidup!”
Saat Timnya Menang (di Kandang Sendiri)
Supporter Sejati: “Alhamdulillah, tim kita maen dengan bagus!”
Supporter Sampah: “Udah gue bilang, tim lawan banci semua! Kita pasti menang!”
Saat Timnya Kalah (di Kandang Sendiri)
Supporter Sejati: “Jangan patah semangat!”
Supporter Sampah (merusak fasilitas stadion dan bangunan-bangunan yang mereka lewati saat pulang): “Hancurkaan! Lempaar! Bantaaai!”
Saat Timnya Menang (di Kandang Lawan)
Supporter Sejati: “Keren! Mantap!”
Supporter Sampah: “Yah, banci tetap aja banci. Udah terbukti kan siapa yang lebih hebat?”
Saat Timnya Kalah (di Kandang Lawan)
Supporter Sejati: “Yah, kalah. Tapi nggak apa-apa, semoga pertandingan selanjutnya lebih baik.”
Supporter Sampah: “Liat aja pembalasan kami kalo nanti kalian main di sini!”
Sepulang Menonton dari Stadion
Supporter Sejati, pulang dengan tertib.
Supporter Sampah, mengacau dan sepanjang jalan terus ugal-ugalan. Serasa jadi raja jalanan.
Saat Timnya Kalah Terus
Supporter Sejati, tetap setia mendukung.
Supporter Sampah, menghina tim kesayangannya.