Pages

Ads 468x60px

Helm Bukan Sekadar Pajangan

Tadi pagi, saya (lagi-lagi) terkena razia. Kali ini, lokasinya dekat rumah, di Jl. Jendral Sudirman, Bandung. Namun, syukurlah, tadi saya tidak dikenai tilang. Yah, selain persuratan memang lengkap, motor pun baru beberapa hari lalu dibawa ke bengkel, jadi kondisinya masih prima.

Saat saya mau pergi dari tempat itu (karena polisi nggak menemukan kesalahan saya), tiba-tiba ada pemandangan menarik. Seorang polisi memberhentikan sebuah motor yang ditumpangi (mungkin) sepasang kekasih.

Polisi: “Boleh liat surat-suratnya?”
Cowok: “Ini, Pak.”
Polisi: “Tau nggak, apa kesalahan kalian?”
Cowok: “Nggak tau. Emang apa salah kami?”
Polisi: “Kesalahannya adalah nggak pake helm.”
Cowok: “Loh, bapak nggak liat yah? Kita pake helm kok!”
Polisi: “Iya, sekarang. Tapi tadi nggak, kan? Saya dapet laporan lewat SMS dari polisi yang ngatur lalu lintas di perempatan sana. Katanya, orang yang dibonceng di motor sport merah nggak pake helm. Dari jauh, sebelum kalian sampe sini, saya juga sudah liat dia nggak pake helm (sambil nunjuk si cewek).”
Cewek: “Tapi yang penting kan sekarang saya pake helm!”
Polisi: “Itu karena ada razia. Coba kalo nggak, kamu nggak bakal pake itu helm dan hanya akan terus dipegang, kan? Fungsi helm itu bukan cuma pajangan, Neng. Bukan cuma pajangan yang dipake pas ada polisi doang.”
Cewek (speechless): “.................”
Cowok: “Udah gue bilang, pake tuh helm! Lu malah ngotot dengan berbagai alasan. Dasar, pemalas yang nggak tau aturan!”

Tidak terima dengan celaan itu, si cewek membalas perkataan pacarnya. Keduanya saling melampiaskan amarahnya masing-masing. Pada akhirnya, keduanya ribut di tengah jalan. Di tengah kumpulan polisi. Ampun deh, dasar nggak tau malu...

***

Fenomena helm yang dianggap pajangan yang dipake hanya saat polisi sudah sering terjadi. Dari pengamatan saya, entah mengapa kebanyakan pelakunya cewek. Mereka sering beralasan, jaraknya dekatlah, bikin repotlah, dan semacamnya. Cukup mengherankan sebenarnya. Masalahnya, kecelakaan bisa terjadi kapan pun, tidak peduli jaraknya jauh atau dekat. Lagipula, demi meminimalisir dampak kecelakaan, apa ruginya sih sedikit repot untuk memakai helm?

Saya pernah membonceng teman (cewek) yang sering berbuat seperti ini, menjadikan helm sebagai pajangan. Namun, alasan yang dia berikan bukan terkait jaraknya yang dekat atau bikin repot, tapi jauh lebih mengerikan dari itu.

Saya: “Man, pake dong helmnya. Jangan cuma dipegang doang.”
Teman: “Males ah, Ki. Pake helm bikin tatanan rambut gue rusak.”
Saya (dalam hati): “Bikin tatanan rambut rusak? Alasan yang mengerikan. Kok ada yah orang yang lebih mikirin rambut ketimbang keselamatannya?”

Namun, ternyata alasan mengerikan tersebut tidak hanya berhenti sampai sana. Alasan mengerikan lainnya menyusul...

Teman: “Selain itu, gue nggak mau wajah gue terhalang ama helm. Tar nggak ada yang ngeceng gue dong? Sayang banget kalo punya wajah cantik, tapi malah ditutup helm. Hehehehe...”
Saya (masih dalam hati): “Percuma kalo wajah cantik, tapi otak koplak.”