Pages

Ads 468x60px

Klinik Bahasa #1 --- Kata dan Frasa yang Aneh


Perhatikan beberapa kalimat di bawah ini:
  1. Meski berusaha sangat keras, berulang kali ia gagal
  2. Menurut keterangan warga, kebakaran tersebut terjadi karena disebabkan kebocoran gas
  3. Tanpa harus disuruh, ia maju ke depan
  4. Keringat bercucuran di dahi nenek tua itu
  5. Sekelompok pasukan berbaju loreng mengamankan daerah tersebut
Merasa ada yang aneh dengan kalimat-kalimat tersebut? Jika merasa aneh, maka Anda adalah seorang pemerhati bahasa yang baik. Namun, jika tidak, maka saya akan menjelaskan di mana letak keanehan dan kesalahannya.

Pada kalimat pertama, terdapat kata (atau lebih tepatnya adalah sebuah frasa, karena terdiri dari dua kata) berulang kali. Inilah letak keanehannya. Bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak mengenal frasa tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hanya dikenal kata berulang-ulang dan berkali-kali. Kedua kata tersebut memiliki makna serupa, yaitu peristiwa yang terjadi secara terus-menerus. Karena itu, penggabungan kedua kata ini menjadi sebuah kata merupakan sebuah kesalahan.

Sedangkan keanehan/kesalahan pada kalimat kedua terdapat pada kata karena dan disebabkan. Silakan buka kamus Anda dan lihat definisi kedua kata tersebut. Di kamus, Anda akan menemukan, ternyata kedua kata tersebut memiliki makna yang sama atau sinonim (perbedaannya hanya imbuhan di-…-kan pada kata sebab). Karena itu, meletakan kedua kata ini secara berdampingan adalah sebuah perbuatan yang semestinya tidak dilakukan.

Kemudian, keanehan pada kalimat ketiga dan keempat adalah frasa maju ke depan dan nenek tua.  Masalahnya, frasa ini benar-benar tidak perlu (mubazir). Di mana-mana, maju selalu bermakna ke depan (piraku we maju ke belakang?). Demikian pula dengan nenek tua. Bukankah sudah jelas, definisi nenek-nenek adalah seorang wanita tua? Lalu, mengapa kata yang sudah jelas maknanya ini harus menggunakan penjelasan tambahan yang tidak perlu?

(Catatan, khusus no 3 dan 4, itu pandangan dalam bahasa jurnalistik, karena dalam bahasa Indonesia memang ada majas yang memperbolehkannya (majas pleonasme).

Selanjutnya, keanehan pada kalimat kelima. Letak keanehannya terletak pada frasa sekelompok pasukan. Dalam KBBI, definisi pasukan adalah kawanan, kumpulan atau kelompok (initinya, berjumlah banyak). Coba kita pakai definisi tersebut dalam frasa sekelompok pasukan. Akan menjadi sekelompok kawanan, sekelompok kumpulan, atau sekelompok kelompok. Aneh kan? Karena itulah, frasa sekelompok pasukan adalah sebuah kesalahan yang harus dihindari (hal yang sama berlaku untuk segerombol pasukan, dll).

Sebenarnya, masih banyak keanehan dan kesalahan lain dalam Bahasa Indonesia yang sering digunakan. Namun, untuk saat ini, mungkin cukup sekian. Bukannya apa-apa, tapi saya sedang malas membaca koran atau majalah, apalagi sampai harus mencari kesalahan penulisan di dalamnya.

Demikian penjelasan saya. Mohon maaf jika terdapat kekurangan atau kesalahan dalam penjelasan ini. Silakan berikan kritik dan saran. ^_^