Pages

Ads 468x60px

Kenaikan Harga BBM? So What?

Kabarnya, 1 April nanti harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) bakalan naik. Keputusan pemerintah ini jelas saja menuai pro dan kontra. Ada yang setuju, namun lebih banyak yang menolak. Khusus untuk yang menolak, banyak di antara mereka yang melampiaskan penolakannya tersebut dengan melakukan berbagai aksi dan tindakan protes.

Di Jakarta, ada segilintir mahasiswa yang melakukan aksi penolakan kenaikan BBM dengan cara... menutup salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sebuah tindakan idiot, mengingat penutupan tersebut tidak akan berpengaruh pada keputusan pemerintah, dan hanya akan berakibat pada kerugian bagi pemiliknya.

Saya akan memberikan sebuah perumpamaan. Misal, pemerintah memutuskan kenaikan pada harga kain dan benang. Hal ini tentu bakal berakibat pada kenaikan harga barang-barang tekstil seperti baju. Lalu, sebagai bentuk protes atas kenaikan tersebut, saya melakukan aksi demonstrasi dengan menutup... distribution outlet (distro), factory oultlet (fo) dan toko-toko baju lainnya. Nah, jika itu benar-benar terjadi, apa pendapat kalian? Pasti bakal banyak orang yang berpendapat, itu tindakan bodoh. Itulah maksud saya menyebut aksi penutupan SPBU yang saya sebut di atas sebagai tindakan idiot.

Di sebuah grup di Facebook, saya sempat berdebat dengan salah seorang yang tidak setuju dengan kenaikan BBM. Ini inti dari perdebatan tersebut:

Anti-Kenaikan BBM (AK BBM): “Pokoknya, kenaikan BBM hanya bakal bikin rakyat kecil makin menderita!”
Saya: “Loh, kenapa bisa gitu?”
AK BBM: “Iyalah. Rakyat bakal semakin kesulitan membeli kebutuhan hidupnya, karena kenaikan BBM ini memiliki efek domino, yakni menyebabkan harga-harga barang kebutuhan pokok juga ikut naik!”
Saya: “Terus, kok kamu yakin banget rakyat kecil bakal jadi nggak sanggup beli kebutuhannya?”
AK BBM: “Lu itu bego yah? Hari ini aja di saat BBM belum naik, banyak rakyat kecil yang menderita, apalagi kalo nanti harga BBM udah naik! Seorang pengamat pernah berkata, kenaikan BBM ini hanya akan memiskinkan rakyat!”
Saya: “Gue nggak bego kok. Cuma heran aja, kayaknya kamu seorang atheis yah?”
AK BBM: “Sialan! Lu ngajak ribut? Gue bukan atheis! Gue percaya akan keberadaan Tuhan!”
Saya: “Aneh yah? Kalo kamu percaya ama Tuhan, seharusnya kamu juga tau, kalo rezeki semua orang itu udah ada yang ngatur. Tuhan yang ngatur rezeki semua manusia, tanpa peduli manusia tersebut beriman pada-Nya atau pun tidak! Tapi, di sini, kamu bilang dengan kenaikan BBM, rakyat bakal makin menderita, seakan-akan Tuhan tidak pernah dan tidak akan memberi rezeki sedikit pun pada manusia!”
AK BBM (speechless kayaknya): “...”
Saya: “Protes sih boleh aja. Tapi jangan diikuti dengan pernyataan-pernyataan tolol yang nggak punya dasar! Apalagi kalo diikuti pula ama aksi-aksi idiot seperti penutupan SPBU!”
AK BBM: “Tapi, masa kita harus diem gitu aja?”
Saya: “Justru jangan diem! Kita harusnya usaha lebih keras dan lebih giat. Jangan lupa berdoa, biar Tuhan melapangkan rezeki-Nya, biar nanti kita bisa menghadapi kenaikan BBM. Tindakan itu jauh lebih bermanfaat ketimbang berkoar-koar dan protes nggak jelas, tapi kitanya nggak melakukan apa-apa untuk menghadapi kenaikan harga ini.